Garut |
Kandungan karbohidrat dan zat besi tepung garut lebih tinggi dan kandungan lemaknya lebih rendah dibanding tepung terigu dan beras, sedangkan jumlah kalorinya hampir sama. Pati atau tepung garut bertekstur halus dan mudah dicerna sehingga cocok untuk makanan bayi dan orang sakit. Umbi garut juga baik bagi penderita diabetes karena kandungan glisemiknya rendah. Tepung garut memiliki bentuk dan karakter mirip tepung terigu sehingga berpotensi menjadi pengganti tepung terigu.
Umbinya dapat digunakan sebagai bahan kosmetik (bahan baku bedak), lem, obat tradisional yang berkhasiat menyembuhkan mencret dan eksim, memperbanyak air susu ibu (ASI), sebagai penawar racun lebah, racun ular dan obat luka. Tepung garut dapat diolah menjadi makanan tradisional ataupun makanan olahan lain seperti layaknya terigu, seperti mie, bahan es krim atau dapat langsung direbus atau dikukus dan langsung disantap.
Berdasarkan penelitian di Amerika, limbah olahan umbi garut dapat digunakan dalam industri kertas tahan sobek dan bahan bakar.
Penelitian dan pengembangan tanaman garut di Indonesia memang belum menjadi prioritas, karena makanan pokok beras masih menjadi kebutuhan yang utama dibandingkan tanaman pangan lainnya. Suatu saat jika tepung terigu semakin mahal dan lahan untuk padi semakin sedikit, tidak mustahil umbi garut menjadi makanan pokok kedua. Tanaman garut tidak membutuhkan lahan khusus seperti padi, tetapi cukup di pekarangan ataupun tegalan yang sempit. Garut dapat tumbuh terus-menerus dengan perbanyakan melalui anakan. Perawatan dan penanaman garut mudah dan murah, dan dapat dipanen setelah tanaman berumur 8-12 bulan.
Untuk mendukung pengembangan tanaman garut, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian mengoleksi 20 asesi garut, yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi. Ciri morfologis tanaman garut yang dikoleksi masih sedikit keragamannya.
Jenis garut di Indonesia memiliki rimpang/umbi yang relatif kecil dengan diameter 2-3 cm, jumlah
umbi/rumpun rata-rata 15 buah, dan panjang umbi rata-rata 19 cm sehingga berpengaruh terhadap bobot umbi. Semua asesi tanaman garut memiliki daging umbi berwarna putih, dengan buku-buku yang mengelilingi sepanjang umbi.
Umbinya dapat digunakan sebagai bahan kosmetik (bahan baku bedak), lem, obat tradisional yang berkhasiat menyembuhkan mencret dan eksim, memperbanyak air susu ibu (ASI), sebagai penawar racun lebah, racun ular dan obat luka. Tepung garut dapat diolah menjadi makanan tradisional ataupun makanan olahan lain seperti layaknya terigu, seperti mie, bahan es krim atau dapat langsung direbus atau dikukus dan langsung disantap.
Berdasarkan penelitian di Amerika, limbah olahan umbi garut dapat digunakan dalam industri kertas tahan sobek dan bahan bakar.
Penelitian dan pengembangan tanaman garut di Indonesia memang belum menjadi prioritas, karena makanan pokok beras masih menjadi kebutuhan yang utama dibandingkan tanaman pangan lainnya. Suatu saat jika tepung terigu semakin mahal dan lahan untuk padi semakin sedikit, tidak mustahil umbi garut menjadi makanan pokok kedua. Tanaman garut tidak membutuhkan lahan khusus seperti padi, tetapi cukup di pekarangan ataupun tegalan yang sempit. Garut dapat tumbuh terus-menerus dengan perbanyakan melalui anakan. Perawatan dan penanaman garut mudah dan murah, dan dapat dipanen setelah tanaman berumur 8-12 bulan.
Untuk mendukung pengembangan tanaman garut, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian mengoleksi 20 asesi garut, yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi. Ciri morfologis tanaman garut yang dikoleksi masih sedikit keragamannya.
Jenis garut di Indonesia memiliki rimpang/umbi yang relatif kecil dengan diameter 2-3 cm, jumlah
umbi/rumpun rata-rata 15 buah, dan panjang umbi rata-rata 19 cm sehingga berpengaruh terhadap bobot umbi. Semua asesi tanaman garut memiliki daging umbi berwarna putih, dengan buku-buku yang mengelilingi sepanjang umbi.
0 komentar:
Posting Komentar